Ekonomi Berkelanjutan Pengembangan Dan Lingkungan

BAB.1

 PENDAHULUAN

1.1Latar belakang

Kepedulian pada lingkungan hidup termasuk tantangan global, tidak hanya menyoroti masalah pencemaran saja yang diakibatkan dari proses produksi dan pembuangan produk, tetapi juga dampak lingkungan di sepanjang siklus dari produk, jasa,maupun sektor perekonomian. Banyak pakar sepakat bahwa untuk benar-benar memahami dampak lingkungan dari, seluruh siklus produk, jasa maupun sektor perekonomian tersebut harus dievaluasi secara seksama. Inilah yang disebut sebagai Life-Cycle Assessment (LCA). LCA secara umum merupakan metode untuk mengidentifikasikan dan menghitung penggunaan energi, penggunaan sumber daya alam, dan pembuangan pada lingkungan, serta mengevaluasi dan menerapkan kemungkinan perbaikan lingkungan. Dampak-dampak lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksi suatu produk, jasa maupun sektor perekonomian dengan berjalannya waktu dapat dikompensasi atau diimbangi dengan usia pakai yang panjang, manfaat yang besar dari digunakannya produk, jasa maupun sektor perekonomian tersebut serta dampak lingkungan yang rendah atas penggunaannya. Propinsi Jawa Timur termasuk salah satu sentra industri di Indonesia.

Dampak-dampak lingkungan yang diakibatkan oleh proses produksi suatu produk, jasa maupun sektor perekonomian dengan berjalannya waktu dapat dikompensasi atau diimbangi dengan usia pakai yang panjang, manfaat yang besar dari digunakannya produk, jasa maupun sektor perekonomian tersebut serta dampak lingkungan yang rendah atas penggunaannya. Propinsi Jawa Timur termasuk salah satu sentra industri di Indonesia. Sektor industri merupakan sektor yang mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap perekonomian dan lingkungan. Berdasarkan tabel input-output Jawa Timur tahun 2006, sektor industri merupakan sektor yang menyumbangkan output terbesar bagi perekonomian, yaitu 30% dari total output di Jawa Timur. Output yang besar tentu saja diikuti dengan pemakaian sumber daya alam, pemakaian energi, dan pembuangan ke lingkungan yang besar pula. Sektor industri turut menyumbang 30% pencemaran air melalui limbah cair ke sungai. Kualitas air Kali Surabaya sudah tidak lagi memenuhi baku mutu air dimana kandungan Biological Oxigen Demand

1.2 Penelitian permasalahan

  • Apakah pemerintah hanya bisa mengambil keuntungan hasil  lingkungan saja dan tidak dapat menuntaskan permasalahan lingkungan.?
  • Masalah lingkkungan ekonomi di timbulkan karena adanya eksternalitas, yaitu tidak dimasukkannya biaya lingkungan ke dalam biaya produksi.
  • Kurangnya teknologi yang lebih ramah lingkungan sehingga mengakibatkan kwallitas lingkungan smakin menurun
  • Kegagalan bekerjanya fungsi pasar dan kasus eksternalitas termasuk keadaan dimana usaha-usaha menanggulangi limbah buangan yang hakikinya merupakan barng publik

1.3 Tujuan

  • Tulisan ini tujuannya  menindak lanjuti permasalahan pengaruhnya lingkungan terhadap perekonomian yang ada di indonesia.
  • Untuk mengetahui berapa besar pemerintah dalam pengelolaan lingkkungan

1.4 Manfaat

  • Agar masayarakat dapat mengetahui betapa pentingnya lingkungan terhadap pekonomian
  • Bahwa lingkungan sangat berperan dalam suatu barang dan jasabagi konsumin

BAB.2

LANDASAN TEORI

  1. Teori Ekonomi berkelanjutan pengembangan dan lingkungan
  2. Menurut  Grossman dan Kruger (1991) telah terjadi cukup akademis bunga dalam hubungan antara ekonomi devel- ngunan dan pencemaran lingkungan. Yang penting para penulis telah menunjukkan empiris bahwa hubungan antara berikut pola berbentuk U terbalik, sekarang sering disebut sebagai Kurva Kuznets Lingkungan (EKC). Ini menunjukkan bahwa daerah-daerah berpenghasilan rendah terlalu miskin untuk menjadi hijau.tetapi sebagai negara- mencoba menjadi lebih kaya mereka secara alami akan mengurangi generasi mereka dari polusi.
  3. Menurut Jones dan Manuelli (2001) telah ditandai logistik EKC dengan
    pemodelan polusi sebagai eksternalitas di mana warga negara memilih antara di  instrumen kebijakan untuk membatasi itu. Diperdebatkan penggunaan pertumbuhan endogen mod- els mungkin khususnya relevan untuk memahami output polusi link, karena memungkinkan seseorang untuk meletakkan kondisi ekonomi yang berkelanjutan pembangunan. Terutama dalam hal ini, Stokey (1998) menggunakan model Ak di memesan untuk memperkenalkan polusi dalam kerangka pertumbuhan endogen dan yang pasti sebuah EKC akan muncul. Tetapi yang penting, semua yang ada model tidak menganggap keputusan kapan harus mengganti usang dengan yang lebih baru teknologi dan bagaimana hal ini mungkin sebuah hubungan keluaran polusi, tetapi bukan mempertimbangkan adopsi teknologi menjadi eksogen. Jelas meskipun, jika diasumsikan, seperti yang akan lebih realistis dalam banyak kasus, yang lebih tua technolo- gies lebih tidak ramah lingkungan, maka keputusan ketika untuk memo ini kemungkinan akan menjadi faktor penting dari tingkat pencemaran generasi.
  4. Comin dan Hohijn (2004), tingkat adopsi dari baru
    teknologi terkait dengan tingkat yang lebih tinggi dari pendapatan per kapita, modal manusia, keterbukaan, yang semua fitur yang dimiliki oleh negara maju. Kami dengan demikian, dalam penelitian ini, sebagai gantinya menggunakan seri sejarah yang panjang (hingga 250 tahun) untuk mempelajari hubungan output-polusi. Meskipun hal ini membatasi sejumlah negara yang dapat diperiksa sampai 26, dimana 19 dikembangkan,
    satu dapat lebih con? penyok? bahwa setidaknya seri individu dikembangkan negara seseorang dapat menangkap periode sebelum dan setelah balik potensi titik.

BAB.3

METODE PENELITIAN

Penelitian ini mempelajari dan mengedentifikasi penganruhnya lingkungan terhadap perekonomian yang akan berdanpak pada output dan input.

Mengggunakan Kurva Kuznets lingkungan (EKC). Ini menunjukkan bahwa daerah – daerah berpenghasilan rendah terlalu miskin untuk menjadi. Tetapi sebagai negara – mencoba menjadi lebih kaya mereka alami akan mengurangi generasi mereka dari polusi

Tinggalkan komentar